Sang Penghancur
Tanah yang kupijak retak. Dinding yang kusentuh hancur. Manusia yang kusentuh meledak. Tanaman yang kusentuh langsung layu. Hewan yang kusentuh juga langsung hancur. Inilah aku sang Penghancur. Sebulan yang lalu, sebelum aku mendapatkan kutukan sebagai sang Penghancur. Saat itu aku baru mandi sore. Karena terlalu lelah setelah bekerja seharian, aku berencana untuk menonton televisi. Tapi, baru saja kunyalakan, televisi itu langsung meledak. Tanah yang kupijak retak. Entah angin dari mana, kutukan itu aktif begitu saja. "Hero, kau sedang apa?!" seru ibuku yang mendengar keributan yang baru saja kulakukan. Aku tak bergeming. Belum paham dengan apa yang baru saja terjadi. "Saya tadi menyalakan televisi, Bu. Tapi tiba-tiba meledak televisinya." Aku berusaha menjelaskan. Ibuku menggeleng bingung. Tapi segera tersenyum karena sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke dua puluh. Sepertinya beliau berencana memaafkan semua kesalahanku hari ini. Lalu mendekatiku.